Senin, 16 Oktober 2017

7 Kerajaan Hindu Budha Di Kalimantan Yang Belum Kamu Ketahui



7 Kerajaan Hindu Budha di Kalimantan yang belum kamu ketahui

Bertemu lagi dengan kita di nusantara tempodoeloe membahas sejarah memang ada yang bilang itu membosankan tapi ingat kita bisa belajar banyak hal di situ, lanjut saja setelah kita kemarin membahas soal nusantara pada zaman prasejarah, sekarang kami akan mengajak anda untuk mengulas kerajaan-kerajaan Hindu Budha. Tentu sangat panjang bila ingin mengulas semua kerajaan-kerajaan di indonesia, oleh karena itu yang kita bahas kali ini adalah kerajaan hindi-budha yang pernah berjaya di Pulau Borneo atau Kalimantan. Memang sangatlah sulit untuk mendapatkan informasi tentang kerajaan tapi kami selalu berusaha untuk menyajikan artikel yang terbaik. Langsung saja kita bahas kerajaan yang petama di bawah ini.


daerah kekuasaan Kerajaan Kutai
KERAJAAN KUTAI 

Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorah hindu kerajaan ini yang memiliki bukti peninggalan tertua diantara kerajaan-kerajaan lain di nusantara. Kerajaan kutai berdiri sekitar abad ke-4 berada di Muara Kaman, Kalimantan Timur tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Tidak ada prasati yang jelas menyebutkan nama kerajaan tersebut dan memang sangat sedikit informasi untuk di dapat. Informasi hanya bisa didapat dari yupa/prasasti dalam upacara pengorbanan dari abad ke-4.


Yupa

salah satu Yupa peninggalan
Ada 7 yupa yang menjadi sumber utama para ahli untuk menggali informasi tentang kerajaan kutai ini. Yupa adalah tugu batu yang dimanfaatkan sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para brahmana atas kedermawanan raja Kutai Mulawarman. Disalah satu yupa diketahui bahwa raja yang sedang menjabat ialah raja Mulawarman, namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya  dalam menyedekahkan 20.000 ekor sapi untuk kaum brahmana.


BERAKHIRYA KERAJAAN KUTAI
Kerajaan paling tua ini runtuh saat Raja Kutai bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di bunuh oleh Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Mandapa, dan perlu di ingat kembali ini adalah kerajaan Kutai Martadipura berbeda dengan kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai kartanegara sendiri berada di ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute). Selajutnya Kutai Kartanega menjadi kerajaan islam sejak tahun 1735 dan sekarang disebut dengan Kesultanan Kutai Kartanegara.
NAMA-NAMA RAJA KUTAI
1.       Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman(pendiri)
2.       Maharaja Aswawarman (anak Kudungga)
3.       Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4.       Maharaja Marawijaya Warman
5.       Maharaja Gajayana Warman
6.       Maharaja Tungga Warman
7.       Maharaja Jayanaga Warman
8.       Maharaja Nalasinga Warman
9.       Maharaja Nala Parana Tungga Warman
10.   Maharaja Gadingga Warman Dewa
11.   Maharaja Indra Warman Dewa
12.   Maharaja Sangga Warman Dewa
13.   Maharaja Candrawarman
14.   Maharaja Sri Lanka Dewa Warman
15.   Maharaja Guna Parana Dewa Warman
16.   Maharaja Wijaya Warman
17.   Maharaja Sri Aji Dewa Warman
18.   Maharaja Mulia Putera Warman
19.   Maharaja Nala Pandita Warman
20.   Maharaja Indra Paruta Warman
21.   Maharaja Dharma Setia Warman



KERAJAAN SRI BANGUN

Kota bangun terletak sekitar 80 km dari tenggarong yaitu kota kutai kartanegara terletak disisi kiri sungai mahakam. Sebuah daerah yang memiliki sejarah peradaban lama, bekar wilaya kerajaan sri bangun dengan raja yang paling terkenal bernama Qeva. Di perkirakan kerajaan ini bawahan dari kerajaan hindu Martadipura tapi justru kerajaan ini menunjukan corak sebagai kerajaan budha, seperti yang ditemukan dari peninggalan kerajaan tersebut ialah arca Budha dan patung Lembu Nandi yang disebut oleh masyarakat setempat dengan Singa Noleh.
Patung Budha yang berbahan Perunggu

Patung lembu tersebut berada di dataran tinggi yang berhadapan langsung dengan sungai mahakam, dan kawasan ini sekarang dikenal dengan sebagai situs Sri Bangun. Strategisnya letak situs Sri Bangun juga dimanfaatkan oleh sultan dari Kerajaan Kutai Kertanegara Aji Muhammad Salehuddin, sebagai tempat persembunyian ketika kalah perang dengan Pasukan Belanda di tahun 1844. Situs Sri Bangun hingga saat kini masih di keramatkan oleh penduduk setempat, karena dipercaya Kerajaan Sri Bangun yang memang penuh misteri, hingga kini dipercaya masih ada tapi secara gaib.



KERAJAAN WIJAYAPURA

                Kerajaan bercorak hindu-budha ini terletak di sekitar muara Sungai Rejang,Kalimantan Barat, dan berdiri sekitar aabad ke-7. Kerajaan Wijayapura ini juga dikenal sebagai Kerajaan Sambas Kuno oleh masyarakat setempat. Bukti kuat keberadaan kerajaan ini adalah benda-benda aerkeologi berupa gerabah, patung seperti masa hindu dan diperkiran oleh para ahli berasal dari abad ke-6 sampai 7 masehi. Kerajaan Sambas Kuno sebernarnya merupakan koloni dari Kerajaan Bakulapura, kemudian menjadi kolini dengan Kerajaan Tanjungpura, yang menjadi Kerajaan bawahan Majapahit. Dari kitab Negarakertagama disebutkan bahwa Kerajaan Majapahit menguasai hampir seluruh nusantara tak terkecuali kerajaan yang berada di Kalimantan. Ada riwayat yang menyebutkan ditemukannya patung-patung sesembahan dibuat dari emas, dan 9 arca Hindu Budha dari emas di Sambas, tapi sayangnya artefak itu tidak disimpan di Indonesia tapi di British Museum London.



KERAJAAN TAJUNGPURA 

wilayah kekuasaan tanjungpura
                Merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat yaitu berdiri pada abad ke-8, dan kerajaan ini mengalami beberapa kali perpindahan ibukota, pertama kali ibukota kerajaan Tanjungpura terletak di kab. Ketapang kemudian  dipindahkan ke Sukadana(kab. Kayong Utara). Dengan demikian kerjaan pun berubah nama menjadi kerajaan Sukadana pada abad ke-14. Pada abad ke-15  berubah namanya menjadi Kerajaan Matan, Raja Sorgi memeluk islam.
Para Penguasa
Untuk mengetahui jejak atau silsilah Kerajaan Tanjungpura dan Matan. Ada salah satu versi yang menyebutkan silsilah kerajaan matan yang di peroleh dari keluarga Kerajaan Matan itu sendiri:
Kerajaan Tanjungpura
1.       Sang Maniaka atau Krysna Pandita (800M-?)
2.       Hyang-Ta (977-1025)
3.       Siak Bahulu (977-1025)
4.       Rangga Sentap (1290-?)
5.       Prabu Jaya atau Brawija (1447-1461)
6.       Pangeran Prabu atau Raja Baparung (1461-1481)
7.       Panembahan Pudong Prasap (1481-1501)
8.       Penembahan Kalahirang (1501-1512)
9.       Panembahan Bandala (1512-1538)
10.   Panembahan Anom (1538-1565)
11.   Panembahan Dibarokh atau Sibiring Mambal (1565?-1590)
Kerajaan Matan
1.       Giri Kusuma (1590-1608)
2.       Ratu Sukadana (1608-1622)
3.       Penembahan Ayer Mala (1622-1630)
4.       Sultan Muhammad syafeiudin, Panembahan Meliau, Cakra (1630-1659)
5.       Sultan Muhammad Zainuddin (1659-1725)
6.       Pangeran Agung (1710-1711)
Dan runtuh nya Kerajaan Matan yaitu pada saat pangeran Agung mempimin Kerajaan Matan terjadilah perebutan kekuasan dan mengakibatkan terpecah nya kerajaan tersebut.



KERAJAAN KURIPAN (KALIMANTAN SELATAN)

                Kerajaan kuripan atau disebut dengan Kahuripan adalah kerajaan kuno yang berada di Kalimanta Selatan yang ibukotanya terletak di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Berlokasi beresebelahan dengan negeri Candi Agung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh satu Ratu yang bernama Ratu Kuripan. Dan digantikan oleh Kerajaan Negar Dipa pada tahun 1387. Mayoritas penduduk kerajaan Kuripan beragama Budha. Kerajaan Kuripan adalah sebutan lain dari Kerajaan Tabalong yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis langsung oleh Empu Prapanca seorang pujangga Majapahit pada tahun 1365. Kerajaan Kahuripan ini diduga sama dengan kerajaan Tanjungpuri atau Kerajaan Nan Sarunai adalah bawahan dari Kerajaan Kahuripan. Selanjutnya kekuasaan kerajaan Kuripan yaitu orang-orang pribumi di gantikan oleh penguasa baru dari dari Dinasti Negara Dipa yang berdarah Majapahit.


KERAJAAN NEGARA DIPA

                Kerajaan yang berada di pedalaman Kalimantan Selatan, wilayahnya terbentang dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting. Didirikan oleh Raja pertama Ampu Djatmaka sejak tahun 1387. Ibukota pertama kerajaan ini terletak di Candi Laras, kemudian dipindahkan di Candi Agung. Pusat bandar dan perdagangan Kerajaan Negara Dipa berada di di Bandar Muara Rampiau. Menurut Tutur Candi, Kerajaan Kahuripan adalah yang lebih dulu berdiri. Karena raja Kerajaan Kahuripan menyayangi Empu Jatmika sebagai anaknya sendiri setelah tua, kemudian seluruh wilayah kekuasaan nya (Kahuripan) dinamakan sebagai Kerajaan Negara Dipa, nama daerah yang di tingali oleh Empu Jatmika. Raja terakhir yang memimpin Kerajaan Negara Dipa adalah Putri Kalungsu sampai di tahun 1495, tidak diketahui runtuhnya kerajaan ini.


KERAJAAN NEGARA DAHA

                 Kerajaan Negara Daha adalah sebuah kerajaan mayoritas hindu-budha dan minoritas muslim yang pernah berdiri juga kalimantan, berdiri pada tahun 1478. Pusat pemerintahan kerajaan Negara Daha terletak di Muhara Hulak atau sekarang sebagai kecamatan Daha selatan, Hulu Sungai Selatan. Terletak di tepi sungai Negara berjarak 165km di sebelah utara Kota Banjarmasin. Pusat bandar perdagangan Kerajaan Negara Daha berada di Bandar Muara bahan, Barito Kuala. Kerajaan Daha adalah kelanjutan dari Kerajaan Dipa pada saat itu berkedudukan di Kahuripan atau Candi Agung, pusat pemerintahan Kahuripan untuk menghindari bencana karena kota itu dianggap kehilangan tuahnya. Pemerintahan dipindahkan ke arah hilir dan menyebabkan nama kerajaan juga berubah yang sesuai letak ibukotanya yaitu Kerajaan Negara Dipa.

Raja-raja Negara Daha
1.       Raden sakar sungsang/Raden Sari Kaburungan/Panji Agung Rama, putera dari Ratu Kalungsu/Ratu terakhir negara Dipa
2.       Raden Sukarama bergelar Maharaja Sukarama (kakek dari Sultan Suriansyah, Sultan Banjar I)
3.       Raden Paksa bergelar Pangeran Mangkubumi kemudian Maharaja Mangkubumi
4.       Raden Panjang bergelar Raden Tumenggung

Wilayah Kerajaan ini meliputi provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura dan di sebelah timur berbatasan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Runtuhnya Kerajaan Negara Daha di karenakan kemelut di Kahuripan/Negara Daha di tahun 1526. Beberapa tumenggung melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan mendirikan kerajaan baru diaerah tersebut dengan nama Kerajaan Sandurangas.



Sebetulnya masih banyak lagi kerajaan Indonesia yang menjadi Sejarah Indonesia yang tak ternilai oleh apapun. 7 kerajaan Hindhu Budha di Kalimantan, adalah salah satu nya.

Terimakasih telah membaca artikel ini semoga kecintaan terhadap sejarah khususnnya sejarah indonesia semakin kental. sekian dari kami tunggu artikel selanjurnta







Sabtu, 14 Oktober 2017

NUSANTARA PADA MASA PRASEJARAH


Selamat datang di Nusantara tempodoeloe, dikesempatan kali ini kami mengajak sobat untuk melihat bagaimana kehidupan manusia di zaman prasejarah dan bagaimana pekembangannya dari masa ke masa. Nusantara pada periode prasejarah mencakup periodeyang dibilang cukup lama, di perkirakan sudah 1,7 juta silam yang lalu ini didasari oleh temuan temuan yang ada dan masih terjaga. Temuan itu diantara lain temuan fosil kerangka hewan ataupun manusia (HOMINID), kemudian temuan sisa sisa peralatan dari batu batuan, logam (besi atau perunggu), dan tentunya gerabah.

GEOLOGI
Dilihat dari sisi geologinya indonesia (nusantara) merupakan pertemuan antara lampeng benua utama yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia. Kemudian kepulauan yang ada di Indonesia saat ini terbentuk 10.000 tahun tahun lalu pada berakhirnya zaman es. Berakhirnya zaman es ialah 20.000-10.000 tahun yang lalu dan berdampak meningkatnya suhu di bumi dan peningkatan permukaan air laut yang sangat drastis oleh karena itu terbentuklah serangkaian perairan Selat Karimata, Laut China Selatan, Selat Malaka, dan Laut Jawa. Dan pada periode inilah Semenanjung Malaya, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau kalimanta dan pulau pulau kecil lainya terbentuk, kemudian dibagian timur nusantara Pulau Irian dan kepulauan Aru terpisah dengan benua utama Australia. Kenaikan air laut ini membuat penduduk wilayah ini terpisah dan terdorong terbentuknya masyarakat modern nusantara.

FLORA, FAUNA, DAN HOMINID
Akibat dari  sejarah geologi nusantara itulah mempengaruhi keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di Indonesia ini. Seperti wilayah laut selatan jawa dan nusa tenggara ini disebut wilayah Karst karena nusantara di wilayah ini dulu merupakan dasar laut dan terbentuk dari endapan kapur terumbu karang purba. Laut dangkal yang berada diantara Sumantra, Kalimantan, dan Jawa termasuk Bali adalah perairan muda yang terbentuk setelah zaman ex berakhir 10.000 tahun sebelum era modern, dan inilah yang menjadikan ada banya sekali kemiripan jenis tumbuhan maupun hewan di 3 pulau tersebut. Sebagai cotohnya harimau, gajah, kerbau, sapi, badak, babi, dan berbagai unggas yang hifup didaratan tersebut

Makhluk yang konon mirip manusia yang disebut hominin telah menghuni nusantara adalah manusia jawa. Fosil yang ditemukan bagian tengkorak pithecanthropus erectus oleh Eugene Dubois di Ngawi tahun 1891. Seletah penemuan itu sejak tahun 1934, G.H.R. Von koenigswald bersama timnya menemuakan fosil hominin di salah satu sungai jawa yaitu sungai bengawan solo lebih tepatnya di sangira dan ngandong serta di tepi sungai Brantas di dekat mojokerto. Para ahli paleontologi sekarang berpendapat bahwa fosil-fosil  yang ditemukan adalah bentuk primitif Dan berdasarkan pengukuran radio metri terhadap vulkanik diduga usia nya lebih tua 1,5-1,7 juta tahun silam.

MIGRASI MANUSIA
Homo sapiens pertama kali diduga masuk nusantara 100.000 tahun lalu melalui india. Fosil pertama kali diketahui berada di jaawa ditemukan oleh Van Rietschoten di Wajak, Tulungagung fosil tersebut ditemukan bersama dengan tulang tapir, hewan yang saat ini sudah tidak ada di jawa. Serta ditambah penemuan penemuan di Pegunungan Sewu sejak awal paruh kedua abad ke-20 hingga sekarang. Meskipun berasal dari masa budaya yang berbeda, fosil tersebut menunjukan sebuah ciri-ciri Austromelanesoid suatu ras yang sekarang menduduki di Pulau Papua, Australia, Melanesia.

PERIODISASI

·         PALEOLITIK ( zaman batu tua)
Di periode ini di Nusantara diketahui dari alat-alat batu kasar atau dari cangkang kerang yang di temukan diberbagai tempat nusantara. Temuan temuan fosil tersebut menjadi petunjuk penting hingga pada tahun 2004 ditemukan kembali fosil hominid di Patiayam (kudus), Miri (Sragen), Sambungmacan(Sragen), Trinil(Ngawi), Kedungbrubus(kab. Madiun). Kemudian ada analisis dari penemuan tulang mamalia yang berasal dari era pleistosen mencatat ada sekitar 18 luka akibat dari bekas irisan alat cangkang kerang yang kemungkinan saat menyembelih lemu purba. Tanda dari bekas irisan pada tulang tersebut menunjukan bukti bahwa alat iris tertua dari cangkang kerang yang ditajamkan di dunia.
·         NEOLITIK (zaman batu baru)

Batu kasar yang ditajamkan adalah salah satu bukti peradaban neolitik, misalnya mata cangkul yang diasah dan mata kapak batu. Batu yang di asah kemudian dihaluskan ini dibuat oleh orang-orang Austronesia yang menghuni di indonesia. Pada periode ini disisi lain ada perkembangan tradisi megalitik di Nusantara yang berkwmbang secara independen, dan akan menjadi dasar dari tradisi indonesia pada masa selanjutnya.

·         ZAMAN PERUNGGU

Dong Son adalah budaya yang membawa dan menyebarkan teknik peleburan dan pembuatan alat dari logam perunggu, pertanian lahan basah, ritual pengorbanan kerbau, praktik megalitik, dan tenun ikat di indonesia. Praktik tradisi ini banyak ditemukan di masyarakat Toraja dan Batak serta beberapa pulau di Nusa Tenggara. Artefak dari peradaban ini adalah gendang perunggu Neraka yang ditemukan di seantore Nusantara dan kapak perungu upacara.



SISTEM KEPERCAYAAN

                Masyarakat dari manusia purba Nusantara ada menganut ajaran animisme dan dinamisme dengan kata lain memuliakan roha alam dan nenek moyang. Pemuliaan terhadap nenek moyang ini menyebar luas di kepulaun  Nusantara dari masyarakat Nias, Dayak, Batak, Toraja, Papua. Pemuliaan ini diwujudkan dalam upacara-upacara seperti sukuran panen yang memanggil roh dewata pertanian, hingga upacara kematian dan pemakaman yang rumit untuk mempersiapkan dan menantarkan arwah orang yang baru meninggal menuju alam nenek moyang. Tradisi spiritual seperti ini dikenal dengan nama Hyang di Jawa dan Bali dan sampai sekarang masih dimuliakan dalam agama Hindu Dharma di Bali.


PENGHIDUPAN

                Mata pencaharian untuk kehidupan masyarakat prasejarah indonesia berkisaran diantara kehidupan berburu dan meramu dihutan. Kemudian keadaan alam yang ideal untuk bercocok tanam memungkinkan upaca untuk tanam padi lahan basah atau sawah ini berkembang sekitar abad ke-8 SM. Ini memungkinkan desa desa mulai berkembang pada abad pertama Masehi. Berkembang dengan kesatuan bangsa dan sistem kepercayaan mereka. Iklim di jawa yang tropis dengan intensitas curah hujan tinggi kemudian taah vulkanik memungkinkan untuk perkembangan tanam padi yang subur.


PENINGGALAN MASA PRASEJARAH

                Membahas soal masa-masa prasejarah tidak lengkap kalau tidak menyebutkan peninggalan dalam masa prasejarah, diketahui dari berbagai temuan-temuan coretan atau lukisan di dinding /gua serta di penggalian-penggalian pada situs purbakala. Langsung saja berikut adalah peninggalan masa prasejarah di nusantara
1.       Situs Gua Putri, di Sumatra Selatan
2.       Lembah Sangiran, sekarang menjadi taman Purbakala Sangiran
3.       Liang Bua, Pulau flores
4.       Gua Leang-leang, di sulawesi
5.       Situs Gua Perbukitan Sangkulirang, di Kutai Timur
6.       Situs pasemah, di Lampung
7.       Situs Cibedug, Banten
8.       Situs Pangguyangan, Jawa Barat
9.       Situs Gunungpandang, Jawa Tengah
10.   Situs Dusun Mbolu, di Jawa Timur
11.   Situs Desa Keramas, di Bali
12.   Situs Gua-gua, di Papua (40.000-30.000 SM)
13.   Situs Lukisan tepi pantai di Raja Ampat
14.   Situs Tutari, di kab. Jayapura (periode megalitikum)
Sudah beberapa contoh dari peninggalan masa-masa prasejarah saya sebutkan tapi diluar dari itu masih ada banyak lagi peninggalan mungkin yang belum ditemukan.

Manusia di masa prasejarah ditutut untuk hidup keras karena mereka harus bertahan hidup dialam yang bebas ini apapun itu kondisinya. Mereka hidup berpindah pindah tergantung pada hewan buruan belum lagi medan pada zaman dulu yang tidak menentu, kemudian mereka mengenal cara bercocok tanam walau masih kadang berburu hewan, dan pada akhirnya mereka mengenal ilmu perbinatangan yang sangat bermanfaat dalam menunjang kehidupan harian mereka terutama berlayar dan bertani. Kemajuan yang lebih maju ialah pada saat masa pra aksara manusia telah mampu membuat peralatan peralatan yang terbuat dari besi, tembaga, dan perunggu yang di butuh kan untuk manusia itu sendiri khusunya manusia prasejarah di nusantara ini.